Arsip Kategori: KM 14

KM 14

Medan,15 Agustus 2015

WUZZZZZZ WUZZZZ WUZZZZ terdengar dari kejauhan suara mobil balap yang sedang berlomba untuk memperebutkan posisi pertama. Saling mendahului pun menjadi peristiwa yang biasa dijalanan beraspal. Putaran Roda, suara penonton serta warna-warna dari tiap mobi balap ikut serta dalam menyemarakkan kegiatan perlombaan tersebut. Terlihat dari kejauhan sekumpulan para remaja tanggung yang berusia kurang lebih 18 tahun yang bernama Aldi sedang asiknya menatap tiap-tiap mobil balap yang lewat. Dengan hikmatnya, ia sampai-sampai terpesona pada balapan tersebut.

“wihh kerenn bangett Di, lihat noh ,mobilnya banyak warna warnanya hahaha keren kali yahh”, kata Gali

“ ah biasa aja, mobil keren itu yang warnanya warna biru dan hitam hehehe”, sahut Aldo.

“ah itu mah karena warna kesukaan kau ahhh gak adill”,

“hehehehe”,tertawa kecil Aldo

Dan pada seketika waktu muncul satu orang pembalap yang belok sambil meper-meper menikung manis pada tikungan patah. Ia terhipnotis oleh gerakan mobil yang indah itu.

“woyy woyy keren gilaa men”, potong Gali.

“hehehe ia gal, bujugilee keren, tuh laki-laki pasti nyalinya besar banget gal”, jawab Aldi.

Mobil balap yang bernomor kan 14 itu kemudian berhenti pada post pemberhentiannya, lalu ia keluar digantikan oleh rekannya. Aldi pun bertanya tanya kenapa pembalap yang begitu indah belokannya saat ditikungan patah tadi harus digantikan. Dengan memberanikan diri ia pun langsung mendekati pos itu. Terkejut!!!! Yahh aldi pun terkejut saat detik-detik sang pembalap membuka helm. Wajah yang cantik dengan kulit putih dengan rambut panjang sebahu menghiasi sang pembalap wanita itu.

“lohh??? Ca, ca, cantik sekali!!!”,ucap Aldi.

“ dia namanya Ralin, dia seorang pembalap wanita termuda di kota ini, dia juga tamatan SMA terpopuler di kota ini”, potong Zais.

“hah ??? “, (Aldi dan Gali terpelongok).

“ayahnya seorang pengusaha sukses dan ayahnya juga pendiri tim balap, dijakarta, ia baru pindah kesini, dan ia tinggal di Perumahan Godok Sari nomor 56 ”,potong Zais lagi.

“hah ???”, heran Aldi.

“kenapa ?? aku pakek google search”,jawab Zais.

Aldi kini berhalusinasi bisa jalan bareng Ralin.Tanpa disadari Ralin pun menuju pintu keluar sirkuit tempat dimana Aldi,Gali dan Zais berdiri.

“permisi!!!”, kata Ralin.

“hah ??”,jawab Aldi.

“heii aku bicara denganmu, aku mau keluar tapi kau bersandar dipintunya!!”, jawab Ralin.

“ohh ia ia silahkan , maaf tadi ngelamun”,kata Aldi

“ohh ia maaf , silahkan”,

“heyy kamu tinggal di Godok Sari nomor 56 kan, ayah kamu Pengusaha sukses dari jakarta ?? hehe aku Gali dan aku single!!”,potong Gali.

“ hah ?? oke(panik) kayaknya aku ke post aja deh, bye”,jawab Ralin.

“gilaa kau !!! identitas dia malah blak-blakan kau sebuti, kau mau nakut-nakuti dia apa sengaja mau buat dia panik  ??”,kata Aldi.

“ya engga kan maksudnya biar kenal”,jawab Gali.

“kenal ??? cara semacam itu gak akan berhasil gali, yang ada ntar kita malah bonyok”,

“udah-udah pembicaraan ini ga ada habisnya kalok betekak disini, mendingan kita pulang aja, lagian balapannya udah selesai tuh”,potong Zais.

Senja telah tiba, Ralin pulang dengan keadaan lelah yang menyelimuti tubuhnya. Lain cerita Aldi mendatangi rumah Zais yang kebetulan ayahnya juga seorang pembalap namun belum selevel dengan Ralin.

“assalamualaikum”, salam Aldi.

“walaikumsalam , ehh Aldi masuk-masuk”, jawab Zais.

“ada apa habis magrib gini datang kerumah aku??”,

“alahh kau ini macam gak tau aja, biasa!!!! ngajak keluar lah, dibioskop ada film baru nih!!”,

“kau kira aku cewek mu, ihhh tapi kalau nonton film mau aja sihhh heheh kan hobi aku jugak hehehe yuk lahhh kita berangkat”,

“ehh mau kemana”, potong ayahnya Zais.

“mau keluar yah, emang kenapa yah ???”, tanya Zais.

“ayah mau bincang-bincang dulu dengan kalian!!”,

“Bincang ?? ini mau talkshow apa cemana sih yah ??”,

“udahh kita bincang-bincang aja dulu”,potong Aldi.

“begini, haahhh (menghela nafas) , om mau nyari supir balap baru”,

“terus ??ayah mau kami jadi tim suksesnya gitu??? Biar ayah bisa jadi calon walikota?? helloww”,

“husss kamu ini jangan sandiwara terus, maksud ayah ada gak teman-teman kamu yang mau gitu jadi supir balap tim ayah??”,

“saya mau om!!”,potong Aldi.

“kau ??? untuk apa ?? ohh jangan-jangan kau mau jadi seperti wanita itu ya ?? yang cantiknya aduuhhh ga bisa dibilang dengan kata-kata!!!”, potong Zais.

“idihh najis, masa kau samakan aku sama cewek itu!!! Aku lakik men, lakik, makanya oleh sebab itu siapa tahu aku bisa deket dengan dia lewat tim balap ayahmu heheh!!”,

“tunggu-tunggu, cewek yang diceritakan Zais itukan, hmmm tapi Aldi ,tim om belom sampek selevel sicewek itu,tapi kamu bisa deketin dia kok ,soalnya tiga bulan lagikan ada perlombaan balap umum disini”,

“wahhh bagus itu om, ia deh om saya mau”,

“lohh ayah kok malah ngedukung dia sihh ?? aku ini anak ayah !!! seharusnya ayah duluan dong cariin aku pacar!!!”, potong Zais.

“Zaisss sebenarnya jodoh kamu udah ada ,cuman emang dasar kamunya yang belum usaha buat nyarik!! Lagian lihat Aldi dia bakalan jadi pembalap !! lahh kamu ??? dengar ya !! yang bukan siapa-siapa mana bisa dapat apa-apa ???”,

“kan kan !!! Ihh kau search dulu di google siapa ralin itu(marah-marah), gayamu aja yang besar(sambil masuk kerumah)”,kata Zais.

Harapan Aldi untuk bisa mendekati wanita itu pun muncul, sepanjang jalan pulang ia pun mulai berkhayal dan senyum-senyum sendiri, hingga perkataan orang tentang dirinyapun ia hiraukan. Bahkan lebih parahnya lagi penduduk setempat sudah resah dengan kehadirannya.

#khayalan

“ aduh duh Ralin kamu cantik banget!!!!”,kata Aldi.

“ia cayangg maaci ya, cayang cayang cayang , aku sama mama kamu cantikan mana”, jawab Ralin.

“cantikan mama aku dong “,

“ahh cayang gitu , cayang cayang cayang ,aku sama Ular betina cantikan mana ???”,

“jelas kamu dong sayang, aduh duhhh “,

“HUAAAHHHHHHH”,

Minggu pagi , tetesan embun yang melekat didedaunan perlahan-lahan menetes membasahi tanah yang subur, cahaya matahari pagi dengan sinar yang indah perlahan-lahan memasuki kamar tidur Aldi dari jendela.

“ALDDIIIIIIIIIIIII, AALLLDDIIIIIIIII !!!! bangun, uda siang begini bukannya bangun, enggak solat subuh lagii, bangun gak bangun gak (acak acak kamarnya Aldi)”,Teriak Mamanya Aldi.

“Iyah iyah buk ya allah, ia ini juga lagi bangkitt yaelahhh(sambil bangkit menuju kamar mandi)”,jawab Aldi.

“ini anak uda gedek bukannya tambah dewasa malah kebocahan, geraknya cepat sikit, ini apa(nunjuk tilam) , ya allah Aldiiii kenapa kok berpulau gini tilam mu”,

“ heheh itu pulau buatan mak , buatnya pun gak sengaja tadi malam heheh udah ah ya allah pagi-pagi cemilannya begini amat sih makkk”,

Seperti pagi-pagi sebelumnya, Aldi selalu kesiangan begitu pula dengan  ibunya yang selalu berbibir tajam dipagi hari. Namun itu tidak membuat seorang Aldi menjadi patah semangat, justru dengan begitu , hari-hari Aldi akan terasa berwarna. Setelah sarapan pagi ,Aldi pun berangkat kerumah Zais beserta Gali untuk segera berlatih.

“okee sekarang apa ???”,kata Aldi.

“apa ?? ku kira kau tahu segalanya tentang balapan !!!”, jawab Zais.

“setidaknya aku punya pengalaman berlomba dari pada mu”,

“oh ya ?? waktu itu kau juara ?? iya , benar aku lupa, kau juara panjat pinang hahah”, ledek Zais.

“diam kelen, bising !!!!”,

“eheh haiss heh aku tau info itu setelah aku searching fb mu di internet hahah tau tau ada status menang panjat pinang hahhah eh panjat pokok pisang maksudnya hahah(ngejek)!!!”,

“ternyata internet itu pengaruhnya besar sekali ya, zaiss kau harus stop searching diinternet!!”,

“jadi sudah siap???”,potong ayahnya Zais.

“ semangat merah putih om”,sahut Aldi.

“mari kita mulai”, jawab Ayah Zais.

Mereka berlatih tanpa kenal lelah, mencoba mengejar waktu pada tiap tiap lap,hal ini dilakukan secara berulang-ulang dan berulang-ulang. Terkadang Ayah Zais memberikan instruksi untuk melakukan sebuah trik agar Aldi mempunyai skill dalam berlomba nanti. Hari pertama berjalan dengan sukses, hari kedua juga begitu, dan pada hari seterusnya ia tampil sangat berkembang disesi latihan. Hal ini turut membanggakan ayah Zais, karena tidak mudah merajai satu sirkuit dengan waktu singkat. Gali pun bertanya tanya mengapa seorang Aldi mau berusaha sekeras ini. dan jawaban itu telah ia dapatkan. Bahwasannya ia benar-benar mengharap rasa kepada gadis itu. Hal positif seperti ini tidak disia-siakannya sebagai seorang sahabat , lantas ia pun turut membantu Aldi dalam hal apapun.

Sebulan sudah ia berlatih dengan sungguh-sungguh dan ia menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Ilmu serta trik telah ia kantongin untuk bisa menyeimbangkannya dengan Ralin. Mereka pun membahas tentang Ralin pada sebuah bengkel mobil milik ayah Zais.

“oke oke barangnya bisa dikirim kan pak besok, oke saya tunggu terimakasih(telfon),…….jadi barangnya uda dikirim besok, jadi besok kita bisa mengganti karburatornya”,kata Gali.

“oke, ini akan menjadi hal tersukses yang pernah aku lakukan”,sahut Aldi.

“ya sukses, apa lagi kau dengan leluasa bisa berkenalan dengan Ralin!!haha”,potong Zais.

“ahh alhamdulillah artinya allah mendengar do’a ku heheh”,

“tentu saja , jadi apakah kau tak ingin menemuinya ??”, sahut Gali.

“menemui ??? aku berencana malam ini ingin kerumahnya !!!”,

“kerumah ??”, tanya Gali.

“kerumah apa??”,potong Zais.

“apa yang kau maksud rumah apa is???”,tanya Aldi.

“apa ?? aku cuman bilang apa !!!”,sahut Zais.

“tapi tadi kau bilang rumah apa, seharusnya kau bisa bedakan kata “apa” dengan “siapa” “, sahut Gali.

“emangna apa yang kau maksud dengan “apa”??”,tanya Aldi.

“siapa yang bilang apa ?? aku gak bermaksud bilang rumahnya apa ??”,jawab Zais.

“kau membosankan , kata “apa” juga membosankan”,

“kata “apa” jadi perkara haduhhh”,sahut Gali.

Lain cerita, mungkin malam minggu kali ini menjadi malam yang  begitu kelam bagi ralin , Gadis kaya raya ini yang berparaskan kebulek bulekan sedang asik memainkan gadget yang ia miliki. Suntuk , tentu saja keadaan seperti ini membuat ia sangat bosan, dan akhirnya ia memutuskan untuk berjalan-jalan keliling kampung dengan mobilnya. Lain cerita Aldi dengan dua orang kru nya sedang diperjalanan menuju tukang bakso yang tidak jauh dari bengkel Zais. Kebetulan, Ralin juga mulai lapar, ia memutuskan untuk singgah sebentar ke rumah makan tukang bakso. Mereka berdua bertemu, Ralin spontan kaget. Terjadilah perbincangan yang hangat.

“loh Ralin  ???”, tanya Aldi.

“eh ia kamu Aldo ya ??”,jawab Ralin.

“Aldi, saya aldi!!! Kamu pasti lupakan??”,

“engga kok, kalau kamu aku gak lupa cuman namanya aja yang lupa heheh (tertawa kecil)”,

“heheh oia tumben salju turun didaerah tropis ??”,

“hah ?? maksudnya ?? disini hujan salju ya ??”,

“engga hehe itu cuman penganalogian kata, kalau diartikan tumben keluar biasanya dirumah aja ??”,

“ohh heheh kamu maco banget pinter penganalogiannya tapi lumayan lah heheh,aku sih lagi suntuk aja dirumah , jadi jalan-jalan dikit buat hilangin suntuk heheh”,

SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS

SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS

Hujan pun turun perbincangan antar dua insan ini pun mulai hangat. Sebagai cowok yang doyan bercanda hal semacam ini menjadi kesempatan yang briliant banget. Ini kesempatan Aldi untuk bisa memikat Gadis berambut kepirangan itu dan jelas sudah, Ralin pun yang tadinya rada-rada takut ngomong sama Aldi kini sudah tertawa bebas tanpa ada istilah jaim-jaiman. Terlihat dari meja ujung Gali dan Zais dengan raut wajah yang murung sedang menatap sangar ke arah Aldi, seolah olah memberikan pesan bahwasannya mereka juga manusia kenapa tak diajaki join dalam perbincangan hangat mereka. Hujan turun dengan derasnya membuat perbincangan mereka semakin hangat. Hingga pada akhirnya waktu yang memisahkan mereka.

“hahahah masa sih ?? jadi lembunya kamu lepass ??? hahahah”,tawa Ralin.

“iyah hahaha, eh tau gak , sekarang lokasi dijadikan track buat balapan SpeedRice loh, yang acaranya sebulan lagi itu”,jawab Aldi.

“eh ia ?? kamu kok tau ??”,

“ya ia , aku kan ikut balapan itu juga “,

“wahhh hebat,  jadi kamu pembalap juga ??”,

“engga sih, sebenarnya ayah Zais dulunya pembalap gitu, sekarang timnya lagi butuh driver, jadinya aku ngajukan diri aja “,

“yaelahh kamu apa gak takut ?? berbahaya lohh”,

“berbahaya ?? kamu aja yang wanita ikutan, kenapa aku ga bisa heheh lagian biar bisa deket sama kamu jugakk heheh”,

“apah ?? apa tadi ??”,

“enggak caceng terbang tadi”,

“hah hahahha kamu ini, kamu lucu banget sih seneng deh bisa kenal kamu!!”,

“sama heheh aku juga begitu”,

“oiya ngomong-ngomong…..”,

“permisiii , maaf mas sudah jam 11 malam , warung saya mau tutup “,potong tukang bakso.

“hah ?? oh ia ia silahkan yauda yuk kita pulang”,

“ehh …”,

“apa lagi bang ??”,

“anu mas , bayar dulu”,

“oh ia hehehe saya lupa ….. nih…”,

Mereka berdua pun pulang dengan arah yang berbeda. Yah namanya juga wanita, mereka akan selalu mengingat moment dimana mereka benar-benar merasa nyaman. Hal ini juga dialami Ralin yang pada malam itu mulai memendam rasa kepada Zais eh maksudnya Aldi.

Dua tiga hari berlalu, rasa yang dirasakan ralin masih sama seperti hari-hari sebelumnya, bahagia dan berbunga-bunga !!! Sangkin senangnya Ralin, ia dengan lepas mencurahkan semua perasaan kepada sang ibu tanpa sepengetahuan ayahnya.

“nak??….”,tanya ibu Ralin.

“ya bu ??…”,jawab Ralin.

“akhir-akhir ini ibu melihat kamu senyum-senyum sendiri!!! Apa yang kamu senyumkan??”,

“ohh ahaha bu ??… ada lelaki diluar sana yang membuat Ralin ngerasa nyaman !!”,

“nyaman ?? ohh anak ibukk uda punya pacar ya ??”,

“belum bu hehe… ralin cuman kagum aja sama seseorang itu heheh”,

“siapa sih ?? aduhh bawa dong kemari , kenalin sama ibukk heheh”,

“ia pasti buk heheh”,

Jelas saja suasana bahagia itu membuat perbincangan mereka berujung dengan tawa. Kini jadwal perlombaan sudah semakin dekat begitu juga dengan Aldi , ia semakin dekat dengan cita-citanya.

Hari demi hari pun berlalu dan selalu ada saja moment yang indah akan terus terkenang didalam benak seseorang, begitu juga dengan hubungan mereka berdua. Keduanya sudah mulai merasakan getar-getar cinta. Hingga pada suatu seketika Aldi mengirimkan pesan singkat melalui telepon genggamnya yang berisikan “Aaku bakal membuat hari besar nanti dipenuhi dengan moment indah, dimana aku akan memenangkan balapan pertamaku dan memenangkan dua piala sekali gus, satu sebagai cindera mata dan satu untuk pegangan hidup”. Namun,  Moment yang dirasakan Ralin untuk paragraf kali ini tak seindah dan tak sebahagia pada paragraf sebelumnya. Pada slide kali ini Ralin benar-benar harus berkorban perasaan. Dimana bos besar pada salah satu perusahaan terbesar di kota Surabaya itu menagih pinjaman modal kepada ayah Ralin yang telah sukses. Tapi sayang saat ini keuangan ayah ralin sedang menuru dan pada akhirnya sang anaklah yang dituntut sang bos untuk menikah dengan anaknya. Hal ini sudah diperbincangkan bersama sang ibunda. Ibunda pun tak bisa menoleh.

“assalamualaikum…”,kata Ralin.

“walaikumsalam…”,jawab ayahnya.

“lin ???.. adakah seorang anak yang rela berkorban demi orang tuanya ??”,

“ada ayahh…, kenapa ayah menanyakan hal itu, ??”,

“ ada banyak cerita , sebelum semua ini terjadi, sebelum kamu menjadi seorang pembalap.”,

“cerita apa itu ayah ??”,

Lalu sang ayah pun bercerita tentang masa lalu, dimana sang ayah mulai berkarir dari seorang montir pada salah satu tim balap pada masa itu. Ralin pun mendengarkannya dengan sangat hikmat, penuh dengan keseriusan yang kokoh. Air mata yang mulai berlinang perlahan-lahan menetes mulai turun mengalir mengarah kepipi yang lembut berharap hal yang diceritakan sang ayah hanyalah sebuah hikayat. Kini sang ayah mengharap besar kepada sang anak!! Akankah ia bersedia menjadi tali penghubung antara keluarga sang pengusaha besar dengan keluarganya. Tingkat kesedihan sudah memasuki klimaksnya, Air mata terus menetes mengingat besok adalah hari besar, hari dimana perlombaan itu dimulai. Hal yang diidam-idamkan kini pupus, yang tadinya Ralin berharap penuh dengan Aldi yang penuh kesederhanaan, selalu rendah hati, dan apik dalam obrolan diselingi dengan jokes-jokesnya yang lucu. Lalu lewat pesan singkat ia beritahukan kepada Aldi bahwasannya ia tak bisa untuk bersama. Pesan singkat itu berisi “ besok kau akan menang tapi mungkin kau takkan memenangkan piala keduamu” Kini dia berharap semoga sang pembalap Amatir itu dapat memahami hal ini. lain cerita, Aldi beserta Gali, dan Zais sedang sibuk berbenah mempersiapkan balapan esok hari.

“cuyy tolong angkatkan tang itu”,tolong Gali.

“kemana ?? “, kata Aldi.

“ke mukak mu, ya taroklah ditas perkakas Aldi”,

“haha kepikiran buat ngomong apa besok ya ??”,

“ia is, haduhh kok tau kau ??”,

“searching lah digoogle ciri-ciri yang barusan kau tunjukin itu termasuk ciri-ciri orang gelisah hahah”,

“bahh searching lagiii??? Tapi iss aku baru dapat sms nihh, aku gak ngerti maksudnya !!”,

“lohh ini maksudnya piala kedua ditiadakan lohh Al “, potong Gali.

“husss ya emang bene ditiadakan ,gaboleh gitu, piala utama yang diperebutkan harus satu”,

“ bukan-bukan itu maksud aku, aku bermaksud memenang lomba ini sekaligus bakalan nembak dia”,

“ohh jadi maksud mu piala keduanya itu dia ???”,

“Ia lohh gall duhhh…. ini sih artinya dia nolak aku atau apa ada orang ketiga yang lebih mentereng…. ???“,

“lalu siapa orang ketiga itu???…..siall apa yang membuat dia berpaling ??”,tanya Zais.

“hal ini harus ku pertanyakan saat disirkuit”,

Setelah mendapatkan pesan singkat itu , hati Aldi terus bertanya-tanya , apa penyebab nama Aldi tercoreng dari hubungan mereka. Hal ini pun menjadi beban fikiran yang berat bagi seorang amatir. Hatinya terus bertanya-tanya dan terus bertanya-tanya bahkan tidur lelap pun dirasakannya hanya dua jam saja . hingga esok hari pun tiba dimana perlombaanpun segera dimulai.

“oke ini merupakan sirkuit pertamamu Al , jangan gugup !!!”,kata Zais.

“siapa yang gugup ??? aku hanya tak yakin yang mengirimkan ku pesan singkat kemarin adalah dia”,jawab Aldi.

“ setidaknya kau mempunyai alasan bertanya saat berhadapan dia nanti, jika itu benar dia, dia juga akan mencurahkan kebenarannya, pada dasarnyapun dia emang orang yang jujurkan”,

“baiklah , bismillah”,

“oke semangat yaa”,

“oke Zaiss.

Terlihat dari kejauhan Ralin sedang memasuki mobilnya yang bernomorkan 14. Aldi cuman bisa menatap penasaran apa penyebab ia tercoreng dari hati dia.

Semua para pembalap telah bersiap. Pada lampu merah kedua menyala menandakan bahwasannya pembalap diintruksikan untuk bersiap-siap. Lampu pun hijau menandakan lomba pun dimulai.

Ralin menyalip dan menyalip selayaknya pembalap professional, begitu juga dengan pembalap yang lainnya mereka berjuang hanya demi satu piala. Beda halnya dengan Aldi , ia berlomba bukan untuk memperebutkan piala utama , akan tetapi ia beda dengan yang lainnya , ia mengejar kebenaran yang tersembunyi dibalik wajah polos seorang Ralin. Sepanjang putaran lap terus terjadi hingga pada lap terakhir dan posisi Aldi tepat dibelakang Ralin, Aldi menyalip dan kemudian memblok serong kanan tepat didepan mobil Ralin, sehingga Ralin keluar Arena menuju Jalan Raya. Megetahui hal itu kemudian Aldi mengejarnya kejalan raya tersebut. Para penonton dengan hebohnya bertanya-tanya, kenapa mereka malah kejar-kejaran dijalan Raya. Kemudian Gali dan Zaispun tidak tinggal diam, dengan sigap mereka menyusul dengan kendaraan seadanya. Kemudia pada KM 14 Aldi dengan sigap memblok serong kanan kembali didepan mobil Ralin.

“Zeepppp(suarapintumobil) Aldi ?? tak seharusnya kau hentikan aku disini!!!!”,kata Ralin.

“apa ini jadi masalah bagimu??”,jawab Aldi.

“kita melanggar lalu-lintas Aldi”,

“lalu , bisakah kau jelaskan maksud dari isi pesanmu itu, apakah ada hal yang aku langgar sehingga aku kau abaikan dengan acuhnya ??”,

“ sekasar inikah kau terhadapku ??…”,

“tidakkk !!! aku hanya butuh kejelasan dari ini semua , mohon untuk jujur kepada ku!!”,

“bukankah kau adalah anak yang patuh terhadap orang tuamu ?? jika ia maka kau pasti akan mengerti posisiku Aldi.”

“kalau begitu jelaskan ???”,

“dulu ayah adalah seorang montir yang bekerja pada satu tim balap pada masa itu, ia adalah orang yang hebat ia menjadi yang paling diandalkan pada masa itu. Lalu, timnya bubar dan secara otomatis ia tidak mempunyai pekerjaan , lalu ayah ku membuat tim balap dengan dana yang cukup besar, dan ternyata dana itu ia pinjam dari pengusaha sukses dari surabaya. Lalu ayah baru bisa membayar hutangnya sekarang ini ,ditengah-tengah kesuksesannya. Namun rencana sipengusaha beubah drastis saat si pengusaha tau bahwasannya ayah mempunyai seorang anak perempuan. Lalu ia meminta agar anaknya dan aku untuk dinikahkan agar semua hutang-hutang ayah segera lunas. Dan hal ini sudah kami perbincangkan , awalnya aku tak terima. Aku bingung Aldi, aku kacau, aku hanya ingin jadi anak yang berbakti, aku sudah memendam penuh kepadamu tapi kenapa hal semacam ini datang secara tiba-tiba.

“ apa ini kebenarannya sebenarnya ??”,

“apakah rasa percaya mu terhadapku sudah pudar ??”,

“belum, aku percaya bahwasannya kau bercerita diatas kebenaran. Aku yakin Allah mengirimkanmu kepadaku bukan untuk kumiliki, tetapi sebagai titik acuan kebangkitanku”,

“jadi, masihkah kau memendam rasa benci dan dendam terhadapku??”,

“tidakk , aku tak memaksakan seseorang untuk bersamaku,cinta bila dipaksa tidak sesuai kehendak pastinya bakal repot”,

“setidaknya aku pernah beruntung bisa mengenal seorang pujangga muda yang berfikir dewasa disini”,

Brrmmm Gali dan Zais datang.

“Kalian ini udah gedek ya, Ralin anak pengusaha sukses yang ayahnya juga mendirikan tim balap yag sudah sukses hingga saat ini menjadi wanita yang ceria, tidak ada raut murung sedikitpun lagi semenjak mengenal Aldi dan Aldi seorang anak petani yang berubah drastis menjelma menjadi sosok seorang yang tauladan berkat Ralin. Inikan sudah kelihatan bahwasannya untuk mengubah sesuatu harus ada faktor tertentu!!! Tapi sayang ada permasalahan yang mereka alami, entah lah aku pun tak tau pasti masalah apa itu , tapi bukan itu yang kita cari. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita menghadapi permasalahan itu, karena mengukur tingkat kedewasaan seseorang, diukur dari cara dia menyelesaikan masalah itu. Oke dari sini juga kita bisa belajar apa itu sesungguhnya pengorbanan cinta. Walaupun kalian tidak bisa bersama , setidaknya kalian sudah tahu bahwasannya cinta emang butuh pengorbanan”, potong Zais.

“searching google itu Al !!!”,potong Gali.

HAHAHAHAHA!!(mereka trtawa bersama)

Setelah petemuan di KM14 tersebut, kini mereka menjalani kehidupan berbeda jalur. Setidaknya mereka telah mengantongi makna pengorbanan cinta. Adakalanya cerita pendek ini juga selesai. Penulisnya juga udah ngantuk dari tadi nyamuk “ngiiiiinggg nggggiiinnnnngg” ditelinga, maklumlah kost semak. TAMAT.